Sejarah Pengetahuan Bumi
Bulat
Pada zaman dahulu tidak tau
bahwa bumi itu bulat, karena mereka tidak sepandai pada zaman sekarang. Yang
mereka tau hanya mempertahankan hidup dan bagaimana cara mereka hidup untuk
tidak di ganggu oleh orang lain. Maka pada zaman dahulu siapa yang berjaya tau
yamh kuasa, maka mereka menang dan menjadi penguasa. Pada zaman dahulu pemikir
itu dimulai dari bangsa India kuno, Yunani kono, dan Eropa serta bangsa Arab.
Mereka berlomba-lomba dan penasaran tentang bumi. Dan yang menariknya bangsa
Cina menganggap bahwa bumi itu persegi dan langit adalah berbentuk bulat. Pada
zaman Yunani kuno menyebutkan bahwa bumi itu bulat semenjak abad ke-enam
sebelum masehi oleh Pitagoras. Akan tetapi pada zaman dahulu sebelum Pitagoras
menyebutkan bahwa bumi itu datar. Dan dari zaman semakin berkembang maka pada
zaman Aristoteles yaitu pada tahun 330 SM bahwa mereka sependapat dengan
Pitagoras kalau bumi itu bulat dan juga memiliki banyak bukti yang empiris
yaitu menunjukkan kebenarannya. Semakin lama pengetahuan bahwa bumi itu bulat
semakin menyebar bahkan sampai ke kalangan intelektual Yunani kuno. Akan tetapi
pada zaman dahulu juga banyak yang tidak setuju bahwa bumi itu bulat, karena
semakin berkembang maka sebagaimana telah ditentukan oleh alat modern, bahwa
bumi itu berbentuk bulat akan tetapi tidak bulat sempurna. Karena rotasi bumi
pada porosnya yang membuat bahwa bahwa bagian tengah bumi sedikit lebih
menggelembung dari kitub oleh karena itu bumi tidak bulat sempurna. Akan tetpi
alat semakin canggih maka dengan kecanggihannya itu maka pengukuran dari
satelit menunjukan bahwa bumi itu sedikit berbentuk seperti buah pir.
Walaupun pada zaman dahulu
tidak secanggih dan modern tetapi hal itu tidak mempersulitnya, hal itu bias
dilihat dengan pengamatan di Bumi hanya dapat melihat sedikit sekali potongan
bulatan bumi dalam satu waktu, tidaklah mungkin mengetahui lewat pengamatan
langsung kalau bumi ini cakram atau bola. Pitagoras mendasarkan keyakinannya
pada pengamatan mengenai ketinggian bintang yang bervariasi di berbagai tempat
di Bumi. Ia juga mendapat dukungan dari pengamatan bagaimana kapal lenyap di
cakrawala saat ia pergi dari pelabuhan. Saat kapal datang ke pelabuhan, yang
pertama terlihat adalah ujung atas layar kapal, kemudian layarnya dan akhirnya
badan kapal perlahan terlihat. Aristoteles menambah bukti dari bagaimana
bayangan Bumi terlihat di bulan saat gerhana matahari. Saat cahaya menyinari
sebuah bola, ia menunjukkan bayangan yang sama. Para intelektual yunani lalu
menghitung ukuran dan bentuk bumi. Mereka juga membuat sistem kisi terdiri dari
lintang dan bujur sehingga hanya diperlukan dua koordinat untuk satu lokasi di
bumi ini
Pada zaman dahulu
Filsafat Yunani juga menyimpulkan Bumi bulat karena menurut pendapat mereka,
inilah bentuk yang paling sempurna. Hal itu juga di katakana oleh Erastothenes
pada abad ke 3 SM juga memberikan bukti tambahan. Beliau saat itu bekerja di
Mesir dan menemukan kalau sinar matahari memberikan bayangan yang berbeda di
dua kota berbeda pada saat yang sama. Di kota Syene ia melihat sinar matahari
tegak lurus pada jam X. Tapi di kota Iskandariah ia melihat sinar
matahari tidak tegak lurus, padahal jamnya sama. Bukan hanya jamnya yang sama,
tapi tanggalnya juga sama, walaupun terpisah satu tahun lamanyaJ adi ada banyak
cara mudah mengetahui bumi bulat bagi orang kuno: Menganggap kalau bulatnya
bola adalah bentuk paling sempurna, Menganggap kalau bumi seperti bulan dan
bulan mengalami fase-fase yang menunjukkan ia bulat, Pengamatan bedanya
ketinggian bintang di berbagai lokasi, Pengamatan bedanya bayangan benda di
berbagai lokasi, Pengamatan bayangan bumi saat gerhana matahari dan bulan,
Pengamatan kapal yang datang dan pergi di cakrawala pelabuhan
Jadi kamu tidak perlu ke
luar angkasa untuk memotret bumi seperti para astronot atau melakukan
perjalanan mengitari bumi seperti Magellan. Dengan demikian, wajar kalau India
kuno juga menemukan hal yang sama tak lama kemudian. Sebagai contoh, Rig Weda
menulis tentang kemungkinan bumi berbentuk bulat. Teks ini kemungkinan besar
dibuat pada abad ketiga SM. Sementara itu matematikawan India, Aryabhata pada
500 masehi membuat perhitungan keliling bumi sebesar 39,968 km. Sama
dengan yang ditemukan Erastothenes dan sains modern. Begitu juga
perhitungan Abu Rayhan al Biruni pada tahun 1000 Masehi. Jadi kita jangan
kawatir tentang hal itu karena bukti dan kenytaan sudah diketahui. Apalagi pda
zaman sekarang peralatannya semakin canggih dan moern sehingga semakin mudah
para ilmuan ataupun masyarakat jadi lebih tau tentangbumi itu bulat tetapi
tidak bulat seperti bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar